Selasa, Maret 28, 2017 Nico Babtista 0 Comments


Budaya di Bumi yang Ku Pijak







TUGAS MATA KULIAH ILMU BUDAYA DASAR
Nama   : Nico Babtista Tinendra
Kelas   : 1TB03
NPM   : 25316407
Dosen  : Rizqi Intan Sari Nugraheni

       Pengertian Budaya Daerah dan Budaya Nasional Indonesia
Budaya merupakan suatu kebiasaan yang mengandung nilai – nilai penting dan fundamental yang diwariskan dari generasi ke generasi. Warisan tersebut harus dijaga agar tidak luntur atau hilang sehingga dapat dipelajari dan dilestarikan oleh generasi berikutnya.
            Budaya Daerah adalah suatu kebiasaan dalam wilayah atau daerah tertentu yang diwariskan secara turun temurun oleh generasi terdahulu pada generasi berikutnya pada ruang lingkup daerah tersebut. Budaya daerah ini muncul saat penduduk suatu daerah telah memiliki pola pikir dan kehidupan sosial yang sama sehingga itu menjadi suatu kebiasaan yang membedakan mereka dengan penduduk – penduduk yang lain. Budaya daerah sendiri mulai terlihat berkembang di Indonesia pada zaman kerajaan – kerajaan terdahulu. Itu dapat dilihat dari cara hidup dan interaksi sosial yang dilakukan masing-masing masyarakat kerajaan di Indonesia yang berbeda satu sama lain. Dari bermacam=macam budaya daerah tersebut maka munculah sesuatu yang disebut Budaya Nasional

            Kita harus selalu menjaga, melindungi dan melestarikan budaya daerah kita agar tak diambil dan dilecehkan oleh negara lain, siapa lagi kalau bukan kita yang menjunjung budaya kita.

“ cintai budayamu layaknya engkau mencintai ibumu “

“ Suatu Negara tidak akan menjadi Negara yang besar jika tidak mengetahui jati diri dari budaya Negara tersebut “


BUDAYA DI BUMI YANG KU PIJAK

            Budaya daerah saya sediri tidak kalah dengan budaya yang lainnya. Jika setiap daerah membanggakan budaya daerah dilihat dar sudut pandang tradisi saja, maka saya akan membagikan juga membanggakan budaya saya dilihat dari sudut pandang keberagaman juga kebersamaan yang telah terbangun selama bertahun – tahun.
            Budaya di Bogor sangat beragam. Tetapi karena tempat kami sudah seperti kota yang campur – campur maka dari itu timbul budaya – budaya yang baru, yang lebih mengedepankan kebersamaan dan kesejahteraan. Contohnya seperti budaya Tionghoa yaitu Cap Go Meh, Tandjidor, Marawis, dan budaya – budaya muslim lainnya yang biasanya bisa dinimati oleh semua orang termasuk non muslim. Yang unik dari tempat saya dilahrkan adalah adanya budaya luar yang malah menjadi budaya khas dari Bogor. Yaitu Cap Go Meh.

Cap Go Meh



Di Bogor sendiri, Vihara dimana Dewa Hok Tek dimuliakan, terletak di jalan Suryakencana No. 1 (dahulu disebut Jl. Perniagaan), Bogor, yang berdekatan dengan lokasi perdagangan serta urat nadi ekonomi masyarakat Bogor. Vihara tersebut, yang sekarang bernama Vihara Dhanagun (Ho Tek Bio), menempati bangunan yang merupakan cagar budaya Nasional yang terletak di kota Bogor dan merupakan aset Dinas Purbakala Kota Bogor.
Menurut sejarah, bangunan ini pertama kali didirikan oleh masyarakat Tionghoa kota Bogor pada abad ke-18, lebih dari 300 tahun yang lalu dan jelas lebih tua daripada usia bangunan Istana Bogor maupun KebunRaya Bogor yang letaknya sangat berdekatan.
Vihara tersebut, pada zaman kolonial terletak pada sebidang tanah milik Negara (eigendom) seluas 5.000 m2, namun pada masa kini terdesak oleh berbagai ekses pembangunan kota, seperti pelebaran jalan, perluasan pasar dan lahan parkir, serta pembangunan Departement Store, yang mana meruntuhkan sebagian ciri khas Vihara berbentuk pagoda.
Sejak kepengurusan Yayasan Dhanagun, telah diambil prakarsa penataan kembali bangunan tersebut sebagai cagar budaya, sebuah warisan sejarah yang tidak ternilai bagi masyarakat Bogor. Seperti kita ketahui dalam sejarah bahwa pengaruh kebudayaan Tionghoa menyebar diseluruh Nusantara, mulai dari Aceh hingga Papua, maka harus dilestarikan sebagai warisan budaya yang masih ada saat ini.
Bagi pemerhati budaya, kiranya dapat terlihat fenomena bahwa Vihara Hok Tek Bio atau Vihara Dhanagun memberikan rejeki kepada masyarakat sekitar bisa dilihat dari lokasi yang “menyedot” berbagai jenis perdagangan untuk tumbuh dan berkembang, baik berupa pasar tradisional, pasar modern (dept-store), maupun perdagangan pasar tumpah / pasar malam dan toko besar maupun kecil.

Itu lah sejarah mengapa di Bogor bisa terjadi budaya Cap Go meh dan sudah mengakar sampai ke kehidupan masyarakat sekitarnya. Karena selain menguntungkan juga dengan begitu kita dapat menambah teman sampai pengalaman dengan budaya lain.

Sumber :




“BERSATULAH INDONESIAKU”


0 komentar: